Sabtu, 03 Desember 2011

ANALISIS PERBANDINGAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PADA MINIMARKET INDOMARET DENGAN ALFAMART DI KOMPLEKS PESONA ANGGREK BEKASI

Dalam tulisan kali ini, saya akan mencoba menganalisis artikel yang berjudul "Analisis perbandingan kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada minimarket indomaret dan alfamart di kompleks pesona anggrek bekasi". Semoga dengan ini, artikel dapat dapat lebih jadi sempurna.

Analisis yang pertama, dari segi tata letak. Sebaiknya setiap ada judul ditempatkan pada baris baru, tidak diganung semuanya termasuk daftar pustaka pada halaman terakhir. Karena tujuan lebih dari satu, maka penulisanya pun harus ke bawah, tidak disambung seperti pada artikel. Kemudian pada kata "perbaikkan" huruf "k" cukup ditulis satu saja, pada kalimat terakhir dari tujuan penelitian.

Pada bagian pendahuluan, pada kata "tatkala" sebaiknya diganti dengan "ketika" dan pada kata "supaya" diganti dengan "agar" karena kata tersebut tidak baku. Serta pada kalimat terakhir paragraf pertama terdapat kata "sebagaimana" sebaiknya dihapus karena pemborosan kata yang sebaiknya tidak dipakai. Peletakkan kata “dan” diawal kalimat seperti pada kalimat “Dan hakikatnya kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya dapat memberikan hasil sama atau melampaui harapan konsumen”. Kata "dan" merupakan kata konjungsi persamaan sehingga tidak benar jika diletakkan diawal kalimat.

Pada paragraf empat terdapat kalimat "sehingga berakibat dengan dihasilkanya nilai tambah nilai tambah bagi perusahaan" alangkah baiknya jika diganti dengan " sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan".

Dalam kerangka pemikiran, setelah kata "dan lian sebagainya" sebaiknya diberi tanda titik "." kemudian pada kata "meski" diganti dengan kata "walaupun". Dan pada kata "di tempuh" sebaiknya tidak menggunakan spasi.

Demikian analisis dari saya, semoga bermanfaat demi kesempurnaanya artikel ini. Saya mohon maaf jika dalam analisis yang saya buat ada kesalahan, itu semata-mata saya buat dengan kemampuan yang saya miliki.

ETIKA BISNIS

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga proses berbisnis di perlukan suatu system atau etika yang mengatur bagaimana seharusnya perusahaan mencari profit. Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas. Untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen. Pengabaian etika bisnis sudah banyak terjadi khususunya oleh para konglomerat. Para pengusaha dan ekonom yang kental kapitalisnya, mempertanyakan apakah tepat mempersoalkan etika dalam wacana ilmu ekonomi?. Munculnya penolakan terhadap etika bisnis, dilatari oleh sebuah paradigma klasik, bahwa ilmu ekonomi harus bebas nilai.
Setiap perusahaan yang berkinerja baik dan mampu memberikan layanan yang
memuaskan konsumen maka dipastikan akan memperoleh ‘profit’ atau keuntungan dan
usahanya akan terus berkembang dengan pesat ‘going concern’. Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika
Menurut Profesor Robert Salomon, etika adalah (1) karakter individu, termasuk pengertian orang baik, (2) hukum sosial yang mengatur, mengendalikan, membatasi prilaku kita.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
- Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
2.2 Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.

2.3 Etika Bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

2.4 Etika Bisnis yang Baik
Perusahaan-perusahaan besar, model abad 21, kelihatannya juga mempunyai kecenderungan baru untuk mengimplementasikan etika bisnis sebagai visi masyarakat yang bertanggung-jawab secara sosial dan ekonomis. Realitas di atas, dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh James Liebig, penulis Merchants of Vision. Dalam penelitian itu, ia mewawancarai tokoh-tokoh bisnis di 14 negara. James Liebig menemukan enam perspektif, yang umum berlaku, sbb:
1. Bertindak sesuai etika
2. Mempertinggi keadilan sosial
3. Melindungi lingkungan
4. Pemberdayaan kreatifitas manusia
5. Menentukan visi dan tujuan bisnis yang bersifat sosial dan melibatkan para karyawan dalam membangun dunia bisnis yang lebih baik, menghidupkan sifat kasih sayang dan pelayanan yang baik dalam proses perusahaan
6. Meninjau ulang pandangan klasik tentang paradigma ilmu ekonomi yang bebas nilai.
Perspektif di atas menunjukkan bahwa etika bisnis yang selama ini jadi cita-cita, kini benar-benar menjadi mudah diwujudkan sebagai kenyataan. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk menolak etika dalam dunia bisnis, bahkan kepatuhan kepada etika bisnis, sesungguhnya, bersifat kondusif terhadap upaya meningkatkan keuntungan pengusaha atau pemilik modal.


2.5 Contoh Kasus Etika dalam Bisnis
Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.
Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen. Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina tahun (1975), Bank Duta (1990) adalah serupa.
Contoh lain yaitu kasus Enron yang selain menghancurkan dirinya telah pula menghancurkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah dibangun lebih dari 80 tahun, menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika perusahaan tidak dilaksanakan dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan para pengelolanya. Dari pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin waspada dan tidak terpana oleh cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata dari penampilan saja, karena berkilat belum tentu emas.


BAB III
KESIMPULAN

Peranan bisnis sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat, karena melalui kegiatan
bisnis suatu perusahaan akan dapat memenuhi setiap kebutuhan (needs) keinginan
(wants) dari masyarakat konsumen yang beraneka ragam, sehingga konsumen merasa
terpuaskan (customer satisfactions).
Setiap perusahaan yang berkinerja baik dan mampu memberikan layanan yang
memuaskan konsumen maka dipastikan akan memperoleh ‘profit’ atau keuntungan dan
usahanya akan terus berkembang dengan pesat ‘going concern’. Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam berbisnis pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis.



DAFTAR PUSTAKA

Bisnis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yusro Widiastomo. Etika Bisnis dalam Islam. Sunday, 04 October 2009
http://kolom.pacific.net.id/ind/setyanto_p._santosa/artikel_setyanto_p._santosa/MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN.html
http://duniabaca.com/category/dunia-lifestyle/pendidikan/ Pengertian Etika dan Macam-macamnya.html

Rabu, 06 April 2011

Present Perfect Continuous Tense

1. I'm very hungry. I_____C____ all day.
a) didn't eat
b) haven't ate
c) haven’t eaten
d) have been eating

2. Their new kitchen looks fantastic. They _____ completely _____ it.
a) have _____ beenredecorating
b) have _____ redecorated
c) already _____ redecorated
d) didn't _____ redecorated

3. Our kitchen’s a mess. We____________ any cleaning for weeks.
a) didn't do
b) haven't been doing
c) have done
d) haven't done

4. I think they are dating. They____________ a lot of each other recently.
a) had seen
b) haven't been seeing
c) have been seeing
d) have seen

5. We've discovered this great café and we_____________ there a lot.
a) have been going
b) have gone
c) are going
d) have went

6. How's your Mum? I _____________ her for ages.
a) had seen
b) haven't seen
c) haven't been seeing
d) didn't see

7. You're covered in paint! What __________ you __________?
a) have _____ done
b) were _____ doing
c) did _____ do
d) have _____ been doing

8. She’s gone to the doctor's. She ______________ too well lately.
a) hasn't felt
b) hasn't been feeling
c) has felt
d) doesn't feel

9. Where have you been? I____________ for ages.
a) have waited
b) waited
c) was waiting
d) have been waiting

10. I have to write an essay. I__________ about half of it so far.
a) have written
b) have been writing
c) wrote
d) have to write

Adverb Clauses

1. We keep our bread in the fridge, ____B____ it doesn't go bad.
a. since
b. so that
c. although
d. after

2. The five-cent coin looks very Canadian, __A______ it has a picture of a beaver on it.
a. since
b. so that
c. though
d. before

3. _____C__ Volkswagen cars are cheap, they last a long time.
a. because
b. in order that
c. although
d. after

4. You should give the iron time to heat up ____C____ you iron your clothes.
a. because
b. so that
c. before
d. until

5. You need proper shoes to go hiking in the mountains, ___A_____ the ground is rough and hard.
a. because
b. so that
c. even though
d. before

6. Hockey players wear lots of protective clothing ___B_____ they don't get hurt.
a. because
b. in order that
c. though
d. after

7. You will have to pay higher insurance ___A_____ you buy a sports car.
a. if
b. so that
c. although
d. before

8. You shouldn't drive ___D_____ drinking alcohol.
a. if
b. in order that
c. even though
d. after

9. ___C_____ the dolphin lives in the sea, it is not a fish -- it's a mammal.
a. whether
b. so that
c. although
d. after

10. You may get malaria ____A____ you are bitten by a mosquito.
a. if
b. so that
c. though
d. before

Jumat, 18 Maret 2011

Adjectives and The Prepositions

1. If you are serious going ahead with this, let's have a meeting.


2. The Mini-TV is very popular our younger customers.


3. The new Pilot notebook is similar the previous model, but it has some interesting new features.


4. The Finance Director said he was strongly opposed awarding everyone a tax refund.


5. South Africa is rich natural resources like diamonds and gold.


6. I have to travel by car or boat because I am afraid flying.


7. He has very little experience. I don't think he would be capable running such a large project.


8. I would be very interested discussing the idea of a joint venture.


9. Samsung are famous their electronic goods.


10. I am very proud my younger sister.


11. We are pleased the results.


12. I'm not sure if he is aware all the facts.


13. I am answerable my supervisor at work.


14. There was a photograph attached the e-mail.


15. We are enthusiastic learning English.